NABI AKHIR JAMAN DALAM PANDANGAN PENGINGKAR HADITS


Pak Ustaz yang dirahmati Allah, adakah dalil yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul terakhir? Kalau ada dalilnya mohon dijelaskan, terlebih kalau dalil itu berasal dari Al-Quran maupun tafsirnya. Dalam hal ini saya punya lawan yang hanya percaya dalil Quran dan mengingkari hadist. Namun demikian dalil dari hadistpun sangat penting bagi kami.Wassalam, 

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Sebenarnya bisa dikatakan mustahil bila sampai ada orang yang hanya percaya kepada Al-Quran saja, tanpa mempercayai hadits. Bahkan merupakan kebohongan besar jika ada orang yang mengaku benar-benar hanya percaya kepada Quran saja tanpa mempercayai  hadits.

Bagaimana kita bisa menyimpulkan demikian?
Sebab Al-Quran itu tidak akan pernah sampai kepada kita hari kecuali lewat jalur periwayatan dari Nabi SAW sampai kepada kepada kita. Allah SWT tidak pernah menurunkan wahyu Al-Quran kepada kita, umat manusia, manusia secara langsung. Allah SWT hanya berbicara kepada Nabi Muhamad SAW saja. Jika ada orang yang percaya bahwa Allah SWT menurunkan Al-Quran langsung kepada dirinya, semua orang pasti sepakat untuk mengatakan bahwa dia bohong dan tentu saja kafir. Intinya, adalah Al-Quran tidak akan pernah sampai kepada kita hari ini kecuali lewat jalur periwayatan.

Lalu, siapakah yang meriwayatkan Al-Quran dari nabi SAW kepada kita?
Jawabnya adalah para shahabat nabi SAW yang mulia

Dari lisan dan tulisan merekalah kita mengenal Al-Quran. Padahal dari lisan yang sama pula kita mengenal hadits. Jadi, kalau kita menafikan hadits dan hanya menerima Al-Quran saja, sungguh hal yang sangat tidak masuk akal, sebab baik Al-Quran maupun hadits keduanya sama-sama keluar dari mulut-mulut yang sama, yaitu awalnya dari Nabi SAW kemdian diteruskan oleh para shahabat.

Dengan demikian, jika mau konsekuen dengan kepercayaan sesat bahwa hadits itu banyak dipalsukan oleh para shahabat, seharusnya hal yang sama juga berlaku buat Al-Quran. Bukankah Al-Quran itu sampai kepada kita hari ini lewat jalur yang sama, lewat mulut yang sama, dan lewat orang-orang yang sama? 

Maka sebelum anda meneruskan berbicara dengan teman anda yang ingkar kepada hadits itu, sebaiknya anda sampaikan dahulu bahwa mempercayai Al-Quran tapi mengingkari hadits itu adalah sebuah kemustahilan, atau sebuah logika bengkok yang sangat tidak masuk akal. Kemungkinannya hanya tinggal dua pilihan: yaitu percaya kepada kedua-duanya sekaligus atau menolak kedua-duanya secara bersamaan!

Kenapa?
Sebab jika ada orang yang mengingkari hadits, bisa dipastikan dia pun seorang pengingkar Al-Quran juga. Kalau pun kelihatannya dia menggunakan ayat-ayat Al-Quran, sudah bisa dipastikan bahwa setiap ayat itu akan dipaksakan penafsirannya sesuai seleranya sendiri. Tak peduli dengan asbabun-nuzul, kaidah tafsir, ilmu bahasa arab atau semua metode ilmiyah yang pernah ada.

Jangan kaget kalau dia akan meracau bahwa di dalam Al-Quran disebutkan shalat 5 waktu lengkap dengan waktu-waktunya, jumlah bilangan rakaatnya, bacaannya, gerakannya, rukun-rukunnya, sunnah-sunnahnya, hal-hal yang membatalkannya dan semuanya.

Jangan kaget pula kalau dia mengatakan bahwa semua aturan syariah yang detail-detail itu sudah dijelaskan di dalam Al-Quran secara rinci. Padahal kita semua tahu bahwa Al-Quran hanya sedikit sekali menjabarkan semua yang terkait dengan detail peribadatan, hukum dan sistem kehidupan. Kalau pun ada, porsinya hanya pada masalah yang paling asasi saja. 

Adapun klaimnya bahwa Al-Quran sudah menjelaskan semua detail masalah, adalah bukti bahwa dia akan menafsirkan tiap ayat seenak dan semaunya sendiri saja. Lantas tidak akan ada lagi manfaat anda berdebat dengannya, sebab nantinya ayat manapun yang anda sodorkan, pastilah dia akan mengatakan bahwa pengertian ayat itu menurut versi dia sendiri berbeda. Dan dengan demikian, maka ayat yang sudah jelas-jelas menetapkan bahwa nabi SAW adalah penutup para nabi, sudah bisa dipastikan akan ditolak dan diselewengkannya dengan berbagai pemahaman sesat yang beraneka ragam.
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Ahzab: 40)
Semoga Allah SWT menyadarkan teman anda itu dan mengembalikannya kepada pemahaman syariah Islam yang benar.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 


[Ust. Ahmad Sarwat, Lc. | eramuslim.com]

Posting Komentar

0 Komentar